Beranda

Selasa, 23 Oktober 2012

untuk kesekian kalinya *-*

Untuk menangis haruskah milih-milih SIKON? benarkah?
mungkin bagi orang lain untuk menangis itu butuh tempat dan situasi yang memungkinkan. tapi tidak untukku. haha
dimanapun aku bisa saja menangis kalau situasi sudah benar-benar menghimpitku.
seperti yang terjadi hari ini di depan kelas, usai ujian Metode kuantitatif untuk manajemen.
aku yang terlahir sebagai manusia yang memiliki tingkat kepanikan cukup tinggi, sangat susah mengontrol sikap, terlebih jika ada sesuatu yang mebuatku panik. dalam otak lansung terlintas kalau dunia akan menghimpat jika aku tidak segera menyelasaikan maslah itu. (agak lebbay) :D
dan baru saja aku mengalami kejadian itu.
untuk kesekian kalinya aku menangis mendayu-mendayu di depan umum. hahah
hah, semua karena soal UTS yang jauh dari prediksi.
jam 07:30 berangkat dari kosan dengan yakin akan mendapat nilai 90 untuk mata kuliah ini.
dan ternyata semua prediksi awal adalah = SALAH.
konsep awal yang sangat mantab entah menguap kemana saat itu.
dari berlembar lembar jawaban essai yang ku tulis, peluang benarnya hanyalah 1.
naaas sekali nasibmu nak.
keluar kelas, otak benar-benar telah memanas.
di barengi dengan triakan "aku takut", air matapun langsung meluap di tempat kejadian.
dan... buarrrrr......
nasib berelembar-lembar jawaban sebanding dengan berlembar-lembar tisu yang kugunakan untuk mengahpus air mata. hahaha
semua teman manajemen kurasa cukup heran dengan sikap lebayku tadi, aku yang di kenal sebagai bu tiri yang kejam malah nangis di depan umum karena kahawatir dengan hasil yang akan di dapat.
padahal saat itu tidak hanya jawaban ku yang benasib naas. raut wajah semua orang hampir semua terlihat abstrak karena ulah soal yang memusingkan otak itu.
tapi ya apa mau dikata.
prinsip hidupku yang berbunyi "beban pikiran hanya akan hanyut dengan keluarnya air mata" mengalahkan rasa maluku pada mereka. haha
berkali-kali ku dengar kalimat-kalimat penenang dari temanku tak berhasil mengurangi aiar mataku.
makin banyak yang menenangkan malah makin mendayu-dayu aku menangis.
sampai akhirnya, selvia membisikiku dengan pelan " wi, jaga image. di belakang ada tiki mau lewat. malu entar ketahuan dia kamu lagi nangis."
dan seketika itu, pikiran langsung berpindah alih menjadi bagaimanapun aku harus "jaim" di depan orang itu. malu dewi, malu. hahaha #GUBRAK!!
sempet-sempetnya ya mikir jaga image dikala nilai METKUAN terancam. hahaha
oh METKUAN ku...
semoga kau tenang disana ya nak.
karnamu aku hampir loncat dari gedung kuliah lantai3. hahaha (LEBBAY)